Bismillahhirahman nirrahim…
ALhamdulilah, kali ini saya bisa menulis lagi, adapun tema yang ingin saya urai
dalam pembahasan dibawah adalah hal yang juga sangat lumrah ditelinga kita;
CEMBURU …ada apa dengan cemburu? Memang tidaklah asing kata tersebut, tapi
ternyata ada beberapa hal yang insyaAllah dapat menjadi ilmu bagi kita semua.
Baca pelan dan pahami, Chek it out..
“katakanlah,
‘Rabbku hanya mengharamkan perbuatan yang keji, baik yang tampak ataupun yang
tersembunyi’.” (Al-A’raf: 33).
Di dalam Ash- shahih disebutkan dari
Al-Ahwash, dari Abdullah bin Mas’ud ra, dia berkata Rasulullah SAW bersabda:
“tidak
ada seseorang yang lebih cemburu selain dari Allah SWT. Di antara cemburu-Nya
ialah Dia mengharamkan kekejian yang tampak maupun yang tersembunyi. Tidak ada
seseorang yang lebih mencintai pujian selain dari Allah. Karena itulah Dia
memuji Diri-Nya. Tidak ada seseorang yang lebih mencintai alasan selain dari
Allah. Karena itu Dia mengutus para rasul sebagai pemberi kabar gembira dan
pemberi peringatan.”
Di dalam Ash-Shahih juga disebutkan dari
hadist Abu Salamah, dari Abu Huairah ra, bahwa Rasulullah SAW bersabda,
“Sesungguhnya
Allah itu cemburu dan sesungguhnya orang mukmin itu cemburu. Kecemburuan Allah
ialah jika hamba melakukan yang diharamkan-Nya.”
Di dalam Ash-Shahih juga disebutkan,
bahwa Rasulullah SAW bersabda,
“Apakah
kalian heran terhadap kecemburuan Sa’d? Aku benar-benar lebih cemburu daripada
dia dan Allah lebih cemburu daripada aku.”
Yang termasuk dalam cemburu adalah
firman Allah,
“Dan,
apabila kamu membaca Al-Qur’an, niscaya Kami adakan antara kamu dan orang-orang
yang tidak beriman kepada kehidupan akhirat, suatu dinding yang tertutup.” (Al-Isra’:
45)
Dinding yang dimaksud dalam ayat di
atas, merupakan dinding cemburu. Oleh karena itu pula Allah tidak menjadikan
orang-orang kafir sebagai orang-orang yang layak memahami kalam-Nya, mengetahui
, mengesakan dan mencintai-Nya.
Cemburu ada dua macam; cemburu dari sesuatu
dan cemburu terhadap sesuatu. Cemburu dari sesuatu ialah kebencian kepada
sesuatu yang bersekutu dalam mencintai kekasihmu. Sedangkan cemburu terhadap
sesuatu ialah hasratmu yang menggebu terhadap kekasih sehingga engkau merasa
takut andaikan orang lain beruntung mendapatkannya atau orang lain yang
berbersekutu untuk mendapatkannya.
Cemburu juga ada dua macam; cemburu
Allah terhadap hamba-Nya, dan cemburu hamba bagi Allah tetapi bukan cemburu terhadap Allah.
Cemburu Allah terhadap hamba-Nya ialah tidak menjadikan manusia sebagai hamba
bagi makhlu-Nya, tapi menjadikannya sebagai hamba bagi Diri-Nya dan tidak
menjadikannya sekutu dalam penghambaan ini.
Sedangkan cemburu hamba bagi Allah
(hanya untuk Allah, dikarenakan-Nya) ada dua macam: cemburu dari dirinya dan
cemburu dari selainnya. Cemburu dari dirinya ialah tidak menjadikan sesuatu
dari perkataan, perbuatan, keadaan, waktu dan napasnya bagi selain Allah.
Sedangkan cemburu dari selainnya Ialah marah jika ada pelanggaran terhadap
hal-hal yang diharamkan Allah atau ada pengabaian terhadap hak-hak Allah.
Cemburu hamba terhadap Allah
merupakan kebodohan dan kebathilan yang
besar, pelakunya dalah orang bodoh, yang bisa menyeretnya kepada penentang
tanpa disadarinya dan membuatnya menyimpang dari Islam. Untuk apa hamba cemburu terhadap Allah??
Nauzubillah, seharusnya dan sebenarnya “cemburu hamba bagi Allah”.
Syaikh berkata, “Cemburu adalah
menggugurkan kesanggupan Karena bakhil dan tidak bisa bersabar karena
kecintaannya.”
Artinya, ornag yang cemburu merasa tidak
sanggup melakukan kesibukan yang bisa membuatnya mengabaikan kekasih. Hal itu
dia lakukan karena bakhil dan kebakhilan ini merupakan kemuliaan bagi
orang-orang yang mencintai secara benar. Karena cintanya itu dia juga tidak
bisa bersabar jika dia mengabaikan kekasih. Ketidaksabaran ini merupakan sikap
yang tidak tercela.
Ada tiga derajat cemburu, yaitu:
1.
Kecemburuan ahli ibadah
terhadap sesuatu yang hilang namun dia dapat menutupi apa yang hilang, dapat
mengejar yang tertinggal dan dapat mengembalikan kekuatannya.
Ahli ibadah dalam hal ini adalah
orang yang beramal shalih berdasarkan ilmu yang bermanfaat . karena kecemburuan
terhadap amal shalih yang hilang, maka dia berusaha memperolah kembali apa yang
hilang dengan amal lain yang serupa dengannya. Meneliti ibadah-ibadah nafilah
dan wirit yang hilang lalu mengerjakan ibadah-ibadah serupa atau sejenis,
mengqadha’ mana yang bisa diqadha’ dan mengganti mana yang bisa diganti.
2.
Kecemburuan orang yang
mencintai, yaitu cemburu teradap waktu yang tertinggal, dan ini merupakan kecemburuan yang bisa membunuh,
sebab waktu itu cepat berlalunya dan lambat kembalinya.
Orang yang mencintai adalah ahli
ibadah dan ahli ibadah adalah orang yang mencintai. Tapi sebutan ahli ibadah
lebih dikhususkan terhadap orang yang mengerjakan amal secara murni. Orang yang
mencintai namun bukan ahli ibadah adalah orang zindik, sedangkan ahli ibadah
yang tidak mencintai adalh orang yang takabur. Waktu menurut pada ahlu ibadalah
untuk mengerjakan ibadah dan wirit, sedangkan menurut ornag yang mencintai
ialah untuk menghadap kepada Allah dan menyatukan hati dengan-Nya. Waktu bagi
dirinya adalah sesuatu yang paling berharga, dia cemburu terhadap waktu jika
berlalu tanpa termanfaatkan untuk itu.
3.
Kecemburuan orang yang
memiliki ma’rifat terhadap mata yang tertutup tabir, cembiri terhadap rahasia
yang tertutup kotoran dan cemburu terhadap napas yang bergantung kepada harapan
atau berpaling kepada pemberian.
Orang yang memiliki ma’rifat ini
cemburu terhadap pandangan yang tertutup tabir dan hijab. Maksud rahasia dalam
perkataan di sini adalah keadaan antara hamba dan Allah. Jika keadaan ini
tertutup kotoran, maka orangnya akan memohon pertolongan, sebagaimana orang
yang sedang mendapat siksaan meminta pertolongan agar dibebaskan dari siksaan. Jadi
dia cemburu terhadap keadaannya yang tertutup kotoran. Dia juga cemburu
terhadap napasnya, jika napas itu bergantung kepada harapan akan datangnya
pahala, sementara ia tidak bergantung kepada kehendak Allah dan cinta-Nya. Dia
juga cemburu jika berpaling kepada pemberian dari selain Allah.
“Tidak selayaknya
bergantung kecuali kepada Allah semata dan tidak berpaling kecuali kepada Allah
Yang Mahakaya lagi Maha Terpuji”
Smoga bermanfaat jika ada keraguan
dalam isi tulisan ini, dapat diperiksa dan di cari informasi yang lebih
meyakinkan. insyaAllah…edisi selanjutnya smoga kita akan bertemu dengan tulisan
uraian lainnya, amin yarabbal ‘alamin…
No comments:
Post a Comment